Islamic Widget

Minggu, 01 Agustus 2010

80 Juta Orang Tak Punya Tabungan

Potensi pendanaan bagi pembangunan dari tabungan masyarakat masih sangat besar. Sebanyak 80 juta dari sekitar 138 juta penduduk Indonesia pada usia produktif belum memiliki tabungan.



Untuk menjaring potensi ini,kemarin pemerintah mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak seluruh rakyat Indonesia menabung demi meningkatkan perekonomian di dalam negeri. “Saya ajak saudara-saudara semua untuk benar-benar memperkuat daya menabung. Untuk bangsa, kalau kita menabungnya semakin kuat, ekonomi kita bisa meningkat.

Ini penting untuk pembangunan,” ujar Presiden SBY di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran. Gerakan Indonesia Menabung adalah kelanjutan dari program Ayo ke Bank pada 27 Januari 2008 yang dimaksudkan untuk mendorong budaya menabung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Andaikata dengan Gerakan Indonesia Menabung 40 juta orang menabung dengan rata-rata Rp100.000, maka ada tambahan tabungan dalam negeri Rp4 triliun rupiah.Itu tentu bermanfaat untuk kredit usaha kecil,”ujar Presiden. Selain mencanangkan gerakan menabung,Presiden sekaligus meluncurkan Tabunganku, produk milik bersama perbankan nasional. Ini merupakan produk tabungan untuk perseorangan dengan persyaratan menabung cukup mudah,dengan setoran awal sebesar Rp10.000.

Program menabung ini diterbitkan secara bersama oleh 70 bank umum dan 910 bank perkreditan rakyat (BPR). Tabunganku diharapkan menjaring sekitar 48 juta penabung tambahan dari kelompok masyarakat antara lain pelajar,mahasiswa, nelayan,petani, buruh,tukang parkir, dan pedagang asongan.

Di masa mendatang produk tersebut akan dikaitkan dengan persyaratan untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program pemerintah lain dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat menengah bawah. Presiden menjelaskan,kenaikan tabungan domestik bisa menguntungkan negara.

Dalam teori makro, dengan meningkatnya tabungan domestik, sama artinya dengan meningkatkan investasi. Peningkatan sumber keuangan dari dalam negeri,menurutnya, juga sangat efektif untuk menghindari guncangan krisis perekonomian global.“Kalau ekonomi kita kuat, manakala ada gejolak ekonomi global,dampaknya tidak akan terlalu besar bagi kita,”ujarnya. Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengakui animo masyarakat untuk menabung masih rendah.

Hal itu disebabkan beberapa kendala, di antaranya perbankan akan menerapkan biaya administrasi jika dana di tabungan kurang dari Rp2 juta. Masyarakat juga belum menjadikan menabung sebagai gaya hidup.“ Kesadaran menabung masyarakat Indonesia sangat rendah,jauh dibandingkan negara Asia lainnya. Menabung bukan sebagai gaya hidup masyarakat,mereka justru senang mengonsumsinya melalui kartu kredit,”tambah Darmin.

Namun, Indonesia diuntungkan oleh masih banyaknya penduduk pada usia produktif, yaitu 15–45 tahun. Penduduk pada usia ini punya potensi besar untuk dijaring sebagai penabung. Untuk menggiatkan budaya menabung, BI akan membentuk kelompok kerja (pokja) untuk merumuskan rancangan program ini ke depan.“Pokja tersebut bertugas untuk mencanangkan hari menabung setiap pekan.

Nantinya ada mobil khusus yang disediakan oleh tiap bank untuk menjemput dana masyarakat, baik di sekolah maupun tempat umum,”katanya. Ketua Himpunan Bank Umum Milik Negara (Himbara) Agus Martowardojo optimistis program Tabunganku akan membuat dana pihak ketiga perbankan membesar. Selain itu,program ini bisa menyebabkan penurunan suku bunga kredit perbankan.

Makin banyaknya nasabah dan permintaan otomatis akan mendesak perbankan dalam menurunkan bunga kreditnya. “Memang penurunannya tidak akan drastis, tapi dengan adanya persaingan di tingkat perbankan, otomatis permintaan itu mendesak perbankan menurunkan bunga kreditnya,”tambah Agus.

Wakil Direktur Utama Bank Permata Herwidayatmo mengatakan program ini harus didukung seluruh stakeholder perbankan nasional. Sementara Direktur Utama Bank BRI Sofyan Bashir menjelaskan pihaknya menargetkan 2 juta nasabah dari program itu pada tahun pertama.

Untuk mengejar target tersebut, pihaknya akan membuka 700 teras BRI yang akan dibangun di tingkat perdesaan.Kantor kecil tersebut di bawah unit BRI yang telah berjumlah 4.700 di seluruh Indonesia.”Kami optimistis tercapai karena potensi kami sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia,” tegasnya. (rarasati syarief/ didik purwanto)


Sunday,21 February 2010
TKP:http://thikuslalu11.blogspot.com/2010/02/80-juta-orang-tak-punya-tabungan.html

Tidak ada komentar: